Senin, 18 November 2013

album review : Megaloblast

oleh Galih Adhityo

Megaloblast.

Apa yang perlu saya katakan lagi disini? Apa lagi yang saya ketahui dan kamu belum ketahui?
Apa lagi yang perlu diceritakan?
Apa?
Lagi?

Jujur saja, saya sudah menghabiskan lebih dari 20 menit hanya untuk menulis kalimat pengantar review saya kali ini, tentang Megaloblast. Setelah saya baca lagi, yang ada hanya kalimat yang bertele-tele, penuh tetek bengek, tidak penting dan ngawur. 

Terlalu banyak yang ingin saya katakan, terlalu banyak yang ingin saya utarakan, dan terlalu banyak kenangan pribadi saya tentang album independent lokal paling fenomenal ini, yang nantinya akan membuat review saya membosankan dan menyebalkan. Pada akhirnya dengan kesadaran setengah sadar, saya tersadar bahwa kepala saya pun terlalu kecil untuk menggambarkan kebesaran album sensasional ini bagi anda semua. 

Maka saya terpaksa membagi tujuan saya ini kepada 3 orang responden acak yang saya pilih berdasarkan wangsit rayuan janda perawan. 
Sebut saja yg pertama AT, seorang pesimistis musik lokal. 
Lalu JR seorang maniak Koil sejak release EP Demo from nowhere, 
dan yang terakhir AY seorang bajingan jakarta tulen pengamat handal scene musik lokal. 

Akhirnya dengan terpaksa dan kesabaran yang sangat maha dashyat saya sertakan pendapat mereka semua tentang Megaloblast. Tentang sebuah album fantastis yang keberadaannya mempunyai tempat tersendiri di hati banyak orang dan akan tetap selalu dikenang oleh banyak orang sebagai salah satu album tolak ukur kebangkitan scene indie lokal bandung.. 

Maap, Indonesia.

gua: Kenapa dengerin Megaloblast?

AT: Cuma pengen tau karena semua orang waktu itu ngedengerin album itu dan gua gamau dibilang ketinggalan jaman.

JR: karena gw fans koil.

AY: Self title mereka sebelumnya bagus banget. Dan gw termasuk orang yang expect dengan musik-musik Koil. Mereka sudah memainkan musik bukan sekedar menjadi musik aja. I'm a revolution hunter.

gua: setelah dengerin Megaloblast, apa pendapat lo?

AT: Terlalu banyak sample dan crowed. Gua jadi wondering sebetulnya mereka punya skill yg layak atau tidak untuk full album sekelas megaloblast ini. Good things, mereka ahli sekali sepertinya dengan harmoni dan aransemen. Itu sangat membantu.

JR: One of the best Koil's album! Gua bisa tergila-gila dengan album ini hanya dalam waktu dua kali puter ulang kasetnya. Ini revolusi edan. Mereka mungkin bukan pionir dalam musik independen tapi publik akhirnya mengenal apa itu musik independen lewat mereka, lewat 'mendekati surga' yang datang disetiap televisi rumah-rumah tiga kali dalam sehari. Packaging yang perfect meliputi musik, image album, sampe wardrobe, ooh.. Ini adalah semacam gerakan radikal yang ngebawa nama independen menjadi hal yang sangat membanggakan dan keren banget gitu waktu itu.

AY: Setelah dengerin? Ternyata ini masih Koil yang dulu. Baunya sama, rasanya sama, cuma bentuknya aja yang beda. Album ini adiktif. Sangat adiktif. Minusnya? Koil adalah orang-orang dari Indonesia. Negara ini terlalu bagus untuk menghasilkan musik-musik semacam itu. Disaat semua orang lagi jatuh cinta dengan sila on tujuh, mereka dateng ke publik dengan keunikan mereka sendiri. Kalo aja mereka jualan di US, mungkin.. yah mungkin ajah.. Dan terusterang juga, Gw harus berusaha keras untuk tetap objektif untuk interview ini tapi entah kenapa susah banget untuk mengenyampingkan kecintaan terdalam gitu yah.

gua: Track yang daya bunuhnya paling tinggi di album ini?

JR: Semua track.

AY: Kesepian ini abadi. Kesepian ini abadi. Kesepian ini abadi.

AT: Selewatan semua track kalo didengerin sama aja. Paling beda lirik doang. Kalo lo tanya track apa yang gw suka, gw gatau judulnya juga, mas. Album ini terlalu rumit untuk dijual. Cuma orang absurd aja yang suka sama album ini.

Gua: Kata orang, album ini 'lain' dari pada yang lebih lain. Apa yang ' lain ' dari album ini?

AT: Gatau juga. Tapi gw setuju kalo album ini di bilang lain. Malah mungkin kearah absurd itu tadi. Gw dengerin album ini selama dua hari dan please gw gak tau kearah mana yang gw dengerin. Mungkin gw nya aja yang gak nyampe sama musik Koil, tapi gw suka Metallica seumur hidup dan Metallica lebih masuk akal untuk dipahami. Maap, gw juga gatau ini pujian apa cacian.

JR: Kenapa lain? Karena Koil dari dulu memang 'lain'. Itu yang bikin gw selalu jatuh cinta sama mereka. Apapun yang mereka buat, itu selalu unik. Ini bukan cuma tentang Megaloblast. Ini tentang fashion, artwork sampe images. They're trully BLAST this nation.

AY: Megaloblast itu sekali lagi adalah momentum. Gimana yah, Album ini istilahnya adalah sebuah 'Warning Sign' dari dunia indie untuk semua A&R label-label besar waktu itu. Koil merusak semua tatanan musik secara musikalitas awam Indonesia. Mungkin itu yang dianggap 'lain' oleh publik saat itu.

Gua: J.A.V adalah ?

AT: maap. Siapa tadi?

Gua: ck, Otong Koil adalah?

AT: Marilyn Manson yang berkonjugasi dengan Ahmad Dhani.

JR: Vokalis terganteng yang dimiliki oleh negara ini.

AY: Sebuah front man yang jenius sekaligus kontroversial dan apalagiyah.. Dia omnivora sejati juga.

Gua: ada yang kurang dari Megaloblast?

JR: sama sekali ga ada. It's totally perfect! Cuma ya itu, gw ga menang buat dapetin gitar sama cewek yang ada di sayembaranya. Padahal udah ngirim kupon dari empat kaset. Faktor kurang hoki aja itumah yah.. Eh kok jadi curhat. Maap.

AT: cuma ngejual kehebohan gothic dan satanism doang. kurang dapat dipahami. Kurang menjual. Kurang baguslah pokoknya, mas. Lain kali tolong interview gw dengan musik yang agak bagusan dikit yah.

AY: Album ini adalah sebuah propaganda. Dan dimana-mana yang namanya propaganda itu selalu sensasional. Tapi kalo boleh kritik dari perspektif indieheads, sangat disayangkan aja ternyata rilisan repackage Megaloblast yang kedua, keluar ke muka publik dengan logo sponsor rokok segede gaban. Mungkin buat Koil ini adalah movement mereka untuk terus bisa menjangkau distribusi album ini ke semua daerah dan kalangan. Tapi udahlah, mereka pun juga selalu tau apa yang mereka lakukan. Dan sejauh ini mereka telah melakukan hal yang benar.

gua: Blast? Black?

AT: Gw ga suka dua-duanya. Tapi kalo ngeliat kover, gw milih megaloblast.

AY: BLAST. Sepuluh album di Megaloblast udah keren banget tanpa harus di-repackage lagi. Meskipun dua remix baru di Megaloblack juga gak jelek, tapi entah ya, dengan artwork, dan images Megaloblast, gw rasa album ini udah sangat maksimal kok tanpa perlu ada embel-embel 'Repackage'.

JR: Megaloblast. Megaloblast. Megaloblast. Dari segi ngedapetinnya, lebih berdarah-darah buat Megaloblast. Megaloblack ada di semua toko kaset. Sedangkan dulu gw harus muterin 4 distro di jkt buat ngedapetin Megaloblast. Lebih die hard lah gitu yah. Kalo isinya, sama aja ah. Malah remix Adam buat Kesepian ini Abadi kedengeran sangat mahal. Bahkan sampe saat ini. Cuma yang gw pengen tau, kenapa itu artwork cewek-cewek lesbi diganti sama tangan yang jelek-jelek gitu yah?


Begitulah opini dari tiga golongan massa yang berasal dari tiga arah yang berbeda. Sebetulnya masih banyak pertanyaan yang saya ajukan saat itu kepada ketiganya. Tapi dengan amat disayangkan, terpaksa saya harus menyortir lagi semuanya satu persatu atas nama tata krama dan norma sopan santun dalam menulis. Tapi pada akhirnya kami semua setuju bahwa Koil dengan Megaloblast-nya waktu itu bagaimanapun juga dengan dukungan dan kontradiksi yang berkembang disaat itu telah mampu mengubah dan membukakan banyak mata awam bahwa untuk dianggap dan diakui di negara ini tidak perlu sama sekali untuk menjual harga diri dan idealisme dalam berpikir serta berkarya.

Sekali lagi, Koil telah berhasil membuktikannya kepada anda semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar